Minggu, 10 Oktober 2010

Mengeliminasi Zat antinutrisi pada Umbi Singkong (Cyanogen) dengan Mengolahnya Menjadi Tepung Singkong sebagai Alternative Pengolahan Bahan Pakan.

Bahan pakan merupakan factor yang muntlak dalam proses produksi dari suatu peternakan. Semakin tinggi kandungan nutrisi yang terdapat pada bahan pakan maka semakan bagus kualitas bahan pakan. Setiap bahan pakan asal tanaman biasanya memiliki zat antinutrisi atau toksik yang berfungsi untuk melindungi diri dari infeksi jamur, bakteri insekta dan hewan predator lainnya. Hal ini menyebabkan konumsi bahan pakan yang mengandung antinutrisi harus di batasi agar ternak tidak mengalami kercunan. Ubi kayu/ singkong merupakan bahan pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Tetapi ubi kayu/ singkong juga memiliki bahan zat antinutrisi yang berfungsi melindungi diri mereka. Oleh karena itu harus ada terobosan cara untuk menghilangkan zat antinutrisi trsebut agar singkong bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara optimal. Zat antinutrisi yang terdapat pada ubi kayu adalah Cyanogenic glycoside, cyanoglycosida atau cyanogens
Cyanogens adalah senyawa yang apabila diperlakukan asam dan diikuti dengan hidrolisis oleh enzim tertentu akan melepaskan hydrogen cyanida (HCN). Cyanoglycosida terdapat lebih dari 2.000 spesies tanaman. Singkong (cassava) adalah hasil panen utama yang mengandung cyanogens dalam jumlah tinggi. Pengolahan singkong secara tradisional yaitu umbu dipotong-potong dibawah air mengalir dapat mencuci cyanogens. Alternatif lain yaitu umbi singkong dipotong-potong, dihancurkan dan dikeringkan dibawah sinar matahari samapi HCN menguap.
Cyanogenicglycosida tidak beracun tetapi beberapa enzim terlibat dalam hidrolisis cyanogens kemudian mensintesis HCN. HCN setelah dilepas dengan cepat diabsorpsi dari saluran gastro intestinal masuk ke dalam darah. Ion Cianida (CN- ) berikatan dengan Fe heme dan beraksi dengan ferric (oxidasi) dalam mitokondria membentuk cytochrome oxidase di dalam mitokondria, membentuk komplek stabil dan menahan jalur respiratori. Akibatnya hemoglobin tidak bisa melepas oxygen dalam system transport electron dan terjadi kematian akibat hypoxia seluler.
Beberapa cara mengurangi cyanogenic glycoside yaitu :
♦ Proses pembuatan pati menghilangkan cyanogens
♦ Pencacahan – dikeringkan atau sebelumnya disimpan lebih dulu dalam keadaan basah bisa mengurangi 2/3 cyanogen dari segar.
Dari dua cara penghilangngan zat antinurisi intinya adalah menghilangkan kadar air dengan ara penguapan. Apabila semakin banayak kandungan air yang menguap atau semakin kering bahan pakan, kandungan cyanogenic glycocidae semakin sedikit. Untuk mengoptimalkan proses penguapan, yaitu dengan cara memperluas permuakaan bahan agar penguapan cepat dan kandungan cyanogenic glycocidae. Cara alternative yang dapat digunakan untuk memperluas permukaan bahan agar penguapan saat penjemuran bisa maksimal adalah dengan penggilingan atau di buat tepung. Dengan pengolahan bahan pakan ni dengan cara di giling menjadi tepung diharapkan proses penguapan HCN yang terkandung dalam ubi kayu atau singkong bisa optimal sehingga kandungan zat antiutrisi tersebut bias di eliminir. Selain itu apabila ubi kayu ini berbentuk tepung, maka akan mempermudah proses pengolahan pakan selanjutnya, baik dlam pencampuran pakan dengan bahan lain menjadi complete feed maupun dalam penyimpanannya. Bahan pakan yang erbentuk tepuk lebih tahan lama dalam penyimpananya dan lebih praktis.
Cara ini mungkin belum pernah dilakukan, tapi ini ungkin jalan alternative yang bisa di gunakan untuk menekan zat antinutrisi dan mengoptimalkan bahan yng tercerna oleh ternak kerena partikelnya lebih kecil, sehingga ternak terbantu pada proses pencernaan mekanik(panghancuran bahan pakan menjadi pertikel yang lebih kecil).

1 komentar: