Minggu, 10 Oktober 2010

KLASIFIKASI BAHAN PAKAN

Pakan adalah suatu bahan pakan atau campuran bahan pakan yang dimakan hewan atau ternak serta mengandung energi, protein, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh hewan atau ternak lainnya.
Bahan pakan diklasifikasikan berdasarkan berbagai hal, antara lain: asal, bentuk fisik, standard inernasional, kandungan nutrisi dan kelazimannya.

1. Bahan Pakan Menurut asalnya
Berdasarkan asalnya bahan pakan di kelompokan menjadi 3 yaitu:
A. Bahan pakan asal tanaman, yaitu bahan pakan yang semuanya berasal dari hasil tanaman, baik itu daun, batanh, akar, buah maupun bunganya.
• hijaun pakan (Forages) nah hijauan pakan ini dikenal pula dengan istilah hijauan makanan ternak (HMT) Contohnya: rumput, leguminosa dll.
• Jerami atau sisa tanaman pertanian.
• Bijian (misalnya: Jagung, shorgum, gandum,padi)
• Umbi (misalnya: ketela pohon, rambat, kentang)
• Hasil sisa atau hasil sampingan industri pertanian(bungil, bekatul, onggok, tetes)
B. Bahan pakan asal Hewan yaitu bahan pakan yang sumbernya dari hewani baik dari hasil utama ternak maupun hail samping atau hasil sisa dari hewan.
Misalnya: Tepung daging, tpg tulang, tpg darah, tepungg susu, tepung telur, tepung cangkang telur.
C. Bahan Pakan asal ikan, yaitu bahan pakan yang berasal dari binatang hasil laut.
Misalnya: Tepung ikan, tepung kepala udang dll.

2. Bahan Pakan Menurut Bentuk Fisiknya
Menurut bentuk fisiknya bahan pakan dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. bentuk butiran, yaitu bahan pakan yang pemberiannya berbentuk biji atau butiran. pakan ini biasanya berikan untk ternak unggas karena uggas lebi suka pakan berbentuk butiran sesuai dengan bentuk paruhnya.
Misalnya: jagung ,shorgum, kacang, kedelai.
2. Bentuk Tepung yaitu bahan pakan yang berbentuk tepung. pakan ini biasanya berikan untuk ternak ruminan karena ternak ruminant tidak bisa mencerna pakan yang berupa butiran.
Misalnya: dedak, bekatul, tepung ikan, bungkil kedelai, tepung jagung, dll.
3. Bentuk cair yaitu bahan pakan yang berbentuk cair.
Misalnya: molase, minyak ikan dan minyak kedelai.

3.Bahan Pakan Menurut Sumber Zat gizinya
Berdasarkan sumber zat gizinya, bahan pakan dibagi menjadi 5, yaitu:
• Carbonacleus concentrates, yaitu bahan pakan yang kandungan energi tinggi, SK rendah, PK rendah
Contoh: Jagung, shorgum, gandum,molases, dedak, bekatul
• CArbonacleus roughages yaitu bahan pakan yang kandungan energi rendah, SK tinggi, protein kasar rendah.
Contoh: silase jagung dan shorgum, janggel jagung, jerami
• Proteinacleus concentrates yaitu bahan pakan yang kandungan pakan dengan energi rendah, SK rendah, PK tinggi
Contoh: Bungkil 2 kacang, kedelai, kapas dan kelapan, tepung daging, darah,susus, urea.
• Proteinacleus roughages yaitu bahan pakan yang Bahan pakan dengan kandungan energi rendah,Sk cukup, Pk cukup, kalsium tinggi,
Contoh: Hijauan leguminosa, hijauan kering.
• Bahan aditif yaitu bahan pakan yang ditambahkan kedalam ransum dalalmjumlah yang sedikit
Contoh : Virtamin, mineral, antibiotik, hormon, obat pewarna

4. Bahan Pakan Menurut Kelazimannya
Berdasarkan kelazimannya, bahan pakan dibagi menjadi 2, yaitu:
• Bahan pakan konvensional adalah bahan pakan yang lazim dipakai unuk menyusun ransum, bahan pakan ini dapat berasala dari tanaman ataupun hewan, ikan, dan hasil sampingan industri pertanian.(Contoh: Rumput, tepung ikan, bekatul dll)
• Bahan pakan inkonvensional adalah bahan pakan yang tidak atau belum lazim dipakai untuk menyusun ransum.bahan pakan inibisa berasal dari industri kimia, pertamian maupun hasil fermentasi (CO: Urea, Diamonium fosfat, baggase, isi rumen, protein sel tunggal).

5. Bahan Pakan Menurut Nomenklatur/ secara Internasionalnya
Berdasarkan klasifikasi cecara internasional, bahan pakan bi kelompokan menjadi 8, yaitu:
1. Hijauan Kering dan Jerami
Hijauan kering adalah rumput dan daun-daunan leguminosa yang sengaja dikeringkan agar dapat disimpan dalam waktu yang lama dan digunakan sebagai cadangan bahan pakan ternak pada musim kekurangan pakan. Kelas hijauan kering dan jerami mengikutsertakan semua hijauan dan jerami yang dipotong dan dirawat, dan produk lain dengan lebih dari 10 % serat kasar dan mengandung lebih dari 35 % dinding sel. Contoh: Jerami amoniasi, jerami kacang tanah, klobot jagung dan kulit nanas.

2. Pastura dan Hijauan Segar
Pastura dan hijauan segar merupakan bahan pakan dalam bentuk daun-daunan, dan kadang masih bercampur dengan ranting dan bunganya. Kadar airnya berkisar antara 70-80 % dan sisanya adalah bahan kering dan sangat baik untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak.
Contoh: daun gamal, daun turi, daun nagka, rumput lapangan, legume dll.

3. Silase
Silase merupakan hijauan segar yang di awetkan dan disimpan dalam silo dengan tujuan diberikan kepada ternak pada waktu sulit didapatkan atau pada musim paceklik.
Contoh: silase rumput gajah, silase jerami dll

4. Sumber Energi
Bahan makanan sumber energi pada umumnya merupakan bahan pakan yang mempunyai kadar protein sekitar 12 % dimana 75-80 % dapat dicerna. Penyusun utama bahan makanan sumber energi adalah karbohidrat, yang masih utuh berupa biji biasanya ¾ bagian merupakan pati yang daya cernanya sekitar 95 % serta mempunyai kadar serat kasar yang bervariasi yang dapat mempengaruhi daya cerna. Termasuk kelompok ini adalah bahan-bahan dengan serat kasar kurang dari 18 % atau dinding sel kurang dari 35 %
Contoh: jagung, umbi-umbian, molase dll.

5. Sumber Protein
Bahan pakan sumber protein terdiri dari dua sumber yaitu protein yang berasal dari sumber hewani dan yang berasal dari sumber nabati. Sumber protein nabati terutama dari jenis kacang-kacangan dan dari jenis leguminosa.
Contoh: tepung ikan, tepung darah, bungkil kedelai dll.

6. Sumber Mineral
Mineral merupakan komponen dari pesenyawaan organik jaringan tubuh dan persenyawaan kimiawi lainnya yang berperan dalam proses metabolisme. Kebutuhannya sangat sedikit tetapi sangat vital, teutama pada proses tumbuh dan bereproduksi penyusunnya yaitu kalsium dan fosfor. Apabila ternak kekurangan bahan pakan yang mengandung mineral maka dapat menyebabkan pertumbuhannya lambat.
Contoh: tepung tulang, tepung cangkang telur, dll.

7. Sumber Vitamin
Vitamin adalah senyawa organik, biasanya tidak disintesis oleh jaringan tubuh dan diperlukan dalam jumlah sedikit. Vitamin ini digunakan sebagai koenzim atau regulator metabolisme. Vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air. Vitamin A, D, E, K adalah vitamin yang larut dalam lemak. Sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah tiamin, ribofialin, asam nukleat, folasin, boitin dan asam pentotenat. Sedangkan vitamin C tidak dapat disintesis oleh tubuh jadi sangat diperlukan dalam ransum.
Contoh: Vitacick

8. Zat Aditif
Berdasarkan komposisinya, aditif pakan (fedd suplement) dibagi menjadi tiga, yaitu feed suplement yang mengandung multivitamin dan mineral, feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin dan antibiotik, dan feed suplement yang mengandung komposisi multivitamin, mineral, dan antibiotik.
Contoh: bahan pewarna, antibiotik, hormon pengharum, obat-obatan dan air.

Mengeliminasi Zat antinutrisi pada Umbi Singkong (Cyanogen) dengan Mengolahnya Menjadi Tepung Singkong sebagai Alternative Pengolahan Bahan Pakan.

Bahan pakan merupakan factor yang muntlak dalam proses produksi dari suatu peternakan. Semakin tinggi kandungan nutrisi yang terdapat pada bahan pakan maka semakan bagus kualitas bahan pakan. Setiap bahan pakan asal tanaman biasanya memiliki zat antinutrisi atau toksik yang berfungsi untuk melindungi diri dari infeksi jamur, bakteri insekta dan hewan predator lainnya. Hal ini menyebabkan konumsi bahan pakan yang mengandung antinutrisi harus di batasi agar ternak tidak mengalami kercunan. Ubi kayu/ singkong merupakan bahan pakan yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Tetapi ubi kayu/ singkong juga memiliki bahan zat antinutrisi yang berfungsi melindungi diri mereka. Oleh karena itu harus ada terobosan cara untuk menghilangkan zat antinutrisi trsebut agar singkong bisa dimanfaatkan sebagai bahan pakan secara optimal. Zat antinutrisi yang terdapat pada ubi kayu adalah Cyanogenic glycoside, cyanoglycosida atau cyanogens
Cyanogens adalah senyawa yang apabila diperlakukan asam dan diikuti dengan hidrolisis oleh enzim tertentu akan melepaskan hydrogen cyanida (HCN). Cyanoglycosida terdapat lebih dari 2.000 spesies tanaman. Singkong (cassava) adalah hasil panen utama yang mengandung cyanogens dalam jumlah tinggi. Pengolahan singkong secara tradisional yaitu umbu dipotong-potong dibawah air mengalir dapat mencuci cyanogens. Alternatif lain yaitu umbi singkong dipotong-potong, dihancurkan dan dikeringkan dibawah sinar matahari samapi HCN menguap.
Cyanogenicglycosida tidak beracun tetapi beberapa enzim terlibat dalam hidrolisis cyanogens kemudian mensintesis HCN. HCN setelah dilepas dengan cepat diabsorpsi dari saluran gastro intestinal masuk ke dalam darah. Ion Cianida (CN- ) berikatan dengan Fe heme dan beraksi dengan ferric (oxidasi) dalam mitokondria membentuk cytochrome oxidase di dalam mitokondria, membentuk komplek stabil dan menahan jalur respiratori. Akibatnya hemoglobin tidak bisa melepas oxygen dalam system transport electron dan terjadi kematian akibat hypoxia seluler.
Beberapa cara mengurangi cyanogenic glycoside yaitu :
♦ Proses pembuatan pati menghilangkan cyanogens
♦ Pencacahan – dikeringkan atau sebelumnya disimpan lebih dulu dalam keadaan basah bisa mengurangi 2/3 cyanogen dari segar.
Dari dua cara penghilangngan zat antinurisi intinya adalah menghilangkan kadar air dengan ara penguapan. Apabila semakin banayak kandungan air yang menguap atau semakin kering bahan pakan, kandungan cyanogenic glycocidae semakin sedikit. Untuk mengoptimalkan proses penguapan, yaitu dengan cara memperluas permuakaan bahan agar penguapan cepat dan kandungan cyanogenic glycocidae. Cara alternative yang dapat digunakan untuk memperluas permukaan bahan agar penguapan saat penjemuran bisa maksimal adalah dengan penggilingan atau di buat tepung. Dengan pengolahan bahan pakan ni dengan cara di giling menjadi tepung diharapkan proses penguapan HCN yang terkandung dalam ubi kayu atau singkong bisa optimal sehingga kandungan zat antiutrisi tersebut bias di eliminir. Selain itu apabila ubi kayu ini berbentuk tepung, maka akan mempermudah proses pengolahan pakan selanjutnya, baik dlam pencampuran pakan dengan bahan lain menjadi complete feed maupun dalam penyimpanannya. Bahan pakan yang erbentuk tepuk lebih tahan lama dalam penyimpananya dan lebih praktis.
Cara ini mungkin belum pernah dilakukan, tapi ini ungkin jalan alternative yang bisa di gunakan untuk menekan zat antinutrisi dan mengoptimalkan bahan yng tercerna oleh ternak kerena partikelnya lebih kecil, sehingga ternak terbantu pada proses pencernaan mekanik(panghancuran bahan pakan menjadi pertikel yang lebih kecil).